Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah menempatkan manusia dalam kondisi yang serba instan dan serba cepat. Proses produksi yang rumit dapat dipermudah dengan peralatan canggih yang serba otomatis dan tidak banyak membutuhkan tenaga manusia. Pertanian yang semula tradisional mulai menggunakan pupuk kimia dan pestisida untuk meningkatkan produksi. Cara bertani tersebut ternyata banyak merugikan konsumen. Ditambah lagi dengan rekayasa biologi yang harus dilakukan agar memungkinkan produksi pertanian dan peternakan tidak memerlukan waktu lama. Semakin banyak produk makanan instan yang dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja (Chang, 1997).
Manusia harus membayar mahal dengan kesehatannya. Pola kehidupan semakin tidak kondusif terhadap kesehatan. Pola kehidupan meliputi pola makanan, pola istirahat, kurangnya olah raga secara teratur, stres pikiran, banyaknya zat-zat kimia yang merusak sel-sel tubuh yang berasal dari bahan pengawet dan pewarna makanan, petisida yang berasal dari sayur-sayuran, minuman peningkat stamina dan vitalitas, rokok, minuman keras, polusi udara, dan juga seringnya terjadi kontak tubuh terhadap radiasi-radiasi yang berasal dari komputer, alat-alat komunikasi, peralatan elektronik, listrik dan sebagainya.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa saat ini kondisi kesehatan sudah mencapai titik kritis yang perlu diperhatikan. Hal ini terbukti dengan hasil risetnya yang menyatakan bahwa orang yang dikategorikan benar-benar sehat hanyalah 15% dari penduduk dunia, 15% berikutnya adalah orang-orang yang benar-benar dalam keadaan sakit dan dalam perawatan medis, sedangkan sisanya yang 70% adalah kategori orang yang rentan terhadap penyakit diakibatkan karena menurunnya fungsi-fungsi organ dalam tubuh yang disertai menurunnya fungsi kekebalan tubuh (Anonim, 2007).
Teknologi yang semakin berkembang dalam hal penanganan penyakit semakin mendukung manusia untuk mengabaikan pentingnya menjaga pola kehidupan dengan baik. Tersedianya berbagai obat di pasaran bebas dan para tenaga medis memungkinkan setiap orang untuk berobat sewaktu-waktu ketika jatuh sakit. Ibaratnya makanan instan, obat-obatan pun tersedia di setiap rumah bahkan di kantong tas yang siap dibawa kemana-mana. Sehingga bukan pola kehidupan yang ditingkatkan untuk menjadi lebih sehat, melainkan persediaan obat-obatan yang dipersiapkan sebagai amunisi untuk melawan penyakit.
Sayangnya sebagian besar obat-obatan yang tersedia juga merupakan hasil budaya instan, sehingga diambil dari bahan-bahan instan buatan bukan dari alam. Akibatnya muncul masalah-masalah baru yang berasal dari efek samping obat-obatan. Riset baru-baru ini di Amerika menyatakan bahwa reaksi buruk obat-obatan bertanggung jawab atas kematian 100.000 pasien di berbagai rumah sakit setiap tahun, dan membuat efek samping menjadi salah satu sebab kematian yang utama (Anonim, 2007).
Saat ini orang mulai sadar akan pentingnya kembali pada pola hidup sehat, kembali pada alam. Orang mulai sadar untuk berolah raga, istirahat teratur, dan mencukupi nutrisi yang diperlukan tubuh dengan mengkonsumsi makanan-makanan kesehatan alami. Food Combining menjadi salah satu alternatif pilihan pola makan sehat.
Apakah Food Combining?
Pada beberapa tahun terakhir ini, Food Combining (FC) telah populer dan mulai dijadikan sebagai pilihan pola konsumsi oleh sebagian orang. Beberapa buku dan artikel tentang FC dapat dengan mudah ditemukan baik dalam bentuk cetak (buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya) maupun melalui media elektronik, terutama internet. Namun begitu, banyak orang masih meragukan manfaat FC, dan bahkan sebagian beranggapan, FC adalah cara diet yang membahayakan kesehatan. Bahkan sebagian ahli gizi tidak merekomendasikan untuk mengadopsi cara diet ini, karena dinilai lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Dikatakan bahwa FC adalah suatu hobi berbahaya, yang hanya bisa diterapkan oleh orang yang kelebihan gizi. FC dianggap bertentangan dengan kaidah ilmu kedokteran dan gizi yang normal, dan di di dunia ilmiah FC digolongkan kelompok food quacks (takhayul makanan moderen) (Gsianturi, 2002).
FC pertama kali diperkenalkan secara ilmiah pada tahun 1920 oleh William Howard Hay (1866-1940), seorang dokter bedah dari Amerika Serikat. Hay mempraktekkan FC selama 3 bulan dan sejak itu dia sembuh dari berbagai penyakit kronis yang telah dideritanya selama bertahun-tahun. Hay tidak hanya terbebas dari penyakit ginjal kronis, tekanan darah tinggi, dan pembengkakan jantung; namun seperempat berat tubuhnya juga ikut menyusut. Sejak itu, pola makan FC dikenal sebagai Hay System Diet, atau Pola Makan (Sehat) Menurut Hay (Anonim, 2002).
Hay menyebut konsep FC ini sebagai cara makan yang fundamental (Gsianturi, 2002). Gagasan ini sebenarnya bukan seratus persen baru. Pada abad ke-100 SM sudah dikenal cara makan serupa yang dilakukan para pengikut Ayurveda di India, yang merupakan ajaran yang dianut pertapa dan pendeta India kuno. Ajaran ini mecakup cara hidup sederhana, termasuk cara makan yang dianggap sehat.
Di Indonesia, Andang Gunawan dianggap sebagai salah satu orang yang mempelopori pola makan FC. Bukunya yang berjudul “Food Combining, Kombinasi Makanan Serasi, Pola Makan untuk Langsing & Sehat”, diterbitkan pertama kali pada tahun 1999 dan telah mengalami cetak ulang sebanyak 11 kali atau terjual lebih dari 100.000 eksemplar. Menurutnya, FC adalah metode pengaturan asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh, khususnya yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Efek pola makan ini meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolisme sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar, dan pemakaian energi tubuh juga lebih efisien. Dengan FC, perilaku makan seseorang dituntut agar secara sadar: (1) mengoptimalkan masukan dan penyerapan zat gizi dengan cara mengkonsumsi makanan yang serasi saja setiap kali makan; (2) mendayagunakan fungsi sistem pencernaan dengan cara menyesuaikan apa yang dimakan dengan kebutuhan asam-basa dan siklus alamiah tubuh agar metabolisme seimbang (Gunawan, 2005).
FC pada dasarnya merupakan pola makan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah fungsi tubuh manusia. Dengan penyelarasan tersebut, pekerjaan pencernaan akan lebih mudah dan pemakaian energi lebih efisien. Prinsip Food Combining sebenarnya tak beda dengan pola makan 4 sehat 5 sempurna, hanya disesuaikan dengan siklus pencernaan manusia. Karena setiap fungsi tubuh mempunyai irama biologis yang jam kerjanya tetap dan sistematis dalam siklus 24 jam setiap hari (anonim, 2006). Pendapat lain menyatakan bahwa FC adalah suatu metode pola makan yang pada prinsipnya adalah menghindari karbohidrat, protein dan lemak yang dikonsumsi secara bersamaan. Pada dasarnya FC tetap mempertahankan pola makan 4 Sehat 5 Sempurna, hanya saja FC memperhitungkan siklus pencernaan tubuh manusia, yakni; pencernaan-penyerapan-pembuangan, yang ternyata berlainan intensitasnya antara pagi, siang, dan malam. Selain itu, dalam FC diperhitungkan sifat asam-basa makanan, sehingga ada kombinasi makanan tertentu yang tidak dianjurkan karena menghambat kelancaran kerja pencernaan tubuh (Rere, 2008).
Prinsip Food Combining
FC sepenuhnya mengikuti standar pola makan 4 Sehat. Perbedaannya, FC mempertimbangkan juga efektivitas penyerapan zat gizi dan zat fitokimiawi nirgizi dalam makanan. Karena itu, asupan makanan diatur mengikuti siklus alami tubuh. Hal yang paling menonjol dalam FC adalah, orang sangat tidak disarankan menyantap nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah sekaligus dalam satu waktu makan.
Inti dari FC pada dasarnya mencakup empat hal. Pertama, orang disarankan mengkonsumsi makanan segar dan alami, serta menjauhi makanan yang telah diproses. Sayuran dan buah segar menjadi bagian utama menu sehari-hari. Sekalipun demikian, orang tidak perlu takut kelaparan, karena orang dibebaskan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, yang bisa membuat kenyang. Lauk-pauk sumber protein juga tidak boleh diabaikan.
Yang tidak disarankan adalah makanan olahan, karena tidak lagi alami. Seperti makanan kalengan, makanan awetan (sawi asin, manisan buah, abon), dan makanan mengandung food additives (Monosodium Glutamat/MSG, pewarna sintetis, pengempal, pemutih, pengawet, dan sebagainya). Kecuali tempe dan yogurt, karena kandungan senyawa fitokimiawinya justru menjadi makin kaya setelah mengalami proses pengolahan. Beras putih yang mengalami proses pemucatan, penambahan esence (biasanya esence pandan), dan pengasapan pengawetan tidak disarankan. Paling baik mengkonsumsi beras merah atau beras putih tumbuk.
Kedua, FC menegaskan pentingnya menyantap kombinasi makanan mengikuti siklus alami metabolisme tubuh. Berbeda dari kebiaasan selama ini yang hanya mementingkan mendapatkan energi dari asupan makanan, dengan makan semuanya sekaligus secara campur aduk.
Pengaturan kombinasi makanan membuat tubuh lebih hemat menggunakan energi untuk memproses makanan. Dampaknya, tubuh menjadi lebih bugar dan bertenaga. Penghematan penggunaan energi ini juga bermanfaat menghambat kerusakan sel akibat eksploitasi sel dan organ tubuh secara berlebihan. Inilah salah satu alasan mengapa orang-orang yang menerapkan pola makan FC umumnya tampak bugar dan awet muda. Faktor lain, karena mereka banyak mengkonsumsi serat alami dari sayuran dan buah-buahan segar yang juga kaya antioksidan (Anonim, 2007).
Pengaturan kombinasi makanan penting untuk meningkatkan efektivitas proses pencernaan makanan. Setiap jenis makanan, baik sumber karbohidrat, sumber protein, sayuran, maupun buah, memerlukan enzim pencernaan berbeda. Jika makanan disantap bersamaan atau hampir bersamaan, maka proses pencernaan tidak berjalan efektif, sehingga banyak zat gizi dan zat fitokimiawi nirgizi yang terbuang (Marsden, 2005; Anonim, 2007).
Ketiga, FC mementingkan keseimbangan asam-basa tubuh. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menemukan bahwa proses pencernaan makanan berjalan paling efektif jika jaringan tubuh dan darah (bukan lambung) dalam kondisi netral cenderung basa, dengan pH 7,35 - 7,45. Jika tubuh dalam kondisi asam, seseorang akan menjadi mudah kembung dan diare.
Keempat, FC tidak memerlukan takaran konsumsi makanan. Orang bisa makan dalam jumlah lebih bebas, sejauh kombinasinya serasi. Sebagai sarana berdiet, baik untuk mencapai berat badan ideal, diet penyakit, maupun untuk mencapai kesehatan prima, FC sangat mudah dipraktekkan oleh awam sekalipun. Bekal utama yang paling diperlukan hanyalah kiat makan dengan kombinasi makanan yang serasi.
Siklus Alami Tubuh
Tubuh melakukan tiga aktivitas pengelolaan asupan makanan secara simultan selama 24 jam, yang meliputi mencerna makanan, menyerap sari makanan, dan membuang sampah makanan. Namun aktivitas tersebut tidak giat dalam periode waktu bersamaan. Masing-masing memiliki masa aktif berbeda, sehingga membentuk rantai kerja dalam siklus alami yang sambung-menyambung.
1. Siklus Pencernaan
Pukul 12.00- 20.00 merupakan rentang waktu bagi tubuh untuk menjalankan fungsi mencerna makanan. Inilah saat paling tepat untuk mengisi perut dengan makanan yang proses cernanya berat dan lama, yakni sumber karbohidrat, sumber protein (hewani maupun nabati), dan sayuran. Waktu cerna karbohidrat 3 jam, protein 4 jam, dan sayuran 2 jam. Sementara waktu cerna lemak 6 - 8 jam. Karena itu, lemak sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas, agar tidak mengganggu proses pencernaan makanan lain yang waktu cernanya lebih singkat.
Namun mengingat proses pencernaan makanan paling efektif akan berakhir pukul 20.00, makan malam hendaknya sudah selesai satu jam sebelumnya. Agar pada pukul 20.00 malam hingga 04.00 dini hari, tubuh dapat menjalankan fungsi penyerapan sari makanan dengan baik. Jika kita telat makan, penggunaan energi tubuh yang sedianya terpusat pada proses penyerapan sari makanan akan terbagi untuk mencerna makanan. Akibatnya, tubuh akan memboroskan energi dan menyia-nyiakan sari makanan. Makan tengah malam dengan menu komplet (sumber karbohidrat, sumber protein, dan/atau sayuran) akan mengacaukan siklus alami tubuh. Proses penyerapan sari makanan akan tertunda, karena tubuh harus berbagi energi untuk mencerna makanan yang datang tidak pada waktunya. Kekacauan siklus alami ini dapat mengakibatkan ketidaknyamanan di pagi hari, seperti buang air besar tidak lancar, perasaan gelisah, kurang bersemangat.
Jika merasa lapar pada malam hari, usahakan menyantap makanan yang tidak membebani proses alami tubuh. Buah-buahan segar bisa menjadi pilihan. Untuk mendapatkan rasa kenyang yang mantap, kita bisa makan pisang segar (bukan pisang rebus/goreng). Boleh ditambah yogurt dengan tambahan madu. Bisa juga buah, yogurt, dan madu diblender hingga menjadi lassie atau smoothie, jus dengan tekstur kental dan pekat (Anonim, 2002).
2. Siklus Penyerapan
Sejak pukul 20.00 - pukul 04.00 tubuh mulai melakukan penyerapan. Sebagian besar zat makanan yang telah dicerna dibagikan ke seluruh tubuh. Pada saat ini tubuh harus cukup tidur dan tidak makan lagi supaya energi yang ada pada tubuh betul-betul digunakan untuk membagi makanan bukan untuk melakukan aktivitas tertentu atau mencerna makanan. Jangan pula dilupakan, pada saat ini tubuh juga mengganti sel-sel yang rusak dengan yang baru. Bila energi terlalu banyak dikeluarkan untuk mencerna makanan atau melakukan kegiatan lain, maka proses pembentukan sel baru tidak lagi efisien. Akibatnya, tubuh menjadi lelah, kulit kusam, dan penuaan dini pun terjadi.
3. Siklus Pembuangan
Sejak pukul 04.00 dini hari hingga 12.00 tengah hari, tubuh giat membuang sampah makanan. Sebagian besar energi tubuh terpakai untuk melakukan proses tersebut. Agar energi tubuh sepenuhnya tercurah untuk proses pembuangan, sepanjang waktu tersebut disarankan tidak mengisi perut dengan makanan berat. Sarapan berupa sumber karbohidrat (nasi, roti), sayuran, dan lauk-pauk hanya akan menyita energi tubuh, sehingga proses pembersihan sampah makanan terhambat. Santap buah-buahan segar atau minum jus buah segar tanpa tambahan apapun sebagai menu sarapan maupun kudapan sepanjang rentang waktu tersebut. Selain tidak butuh proses pencernaan lama (10 - 45 menit), buah segar menyediakan sumber energi siap pakai. Boleh buah apa pun, kecuali durian, nangka, cempedak. Hanya saja, melon, semangka, blewah, hamigua, dan buah jenis Cucurbitaceae sebaiknya tidak dimakan bersama buah lain, karena proses pencernaannya sangat singkat (Anonim, 2007).
Selain pada periode pembuangan (pukul 04.00 - 12.00), buah-buahan segar atau jus buah segar tetap boleh dinikmati di luar waktu tersebut. Namun hendaknya disantap 45 -60 menit sebelum tiba saat makan berat, agar proses pencernaan buah sudah akan selesai begitu tubuh harus mulai mencerna makanan berat. FC tidak mendukung konsumsi buah setelah makan berat seperti yang selama ini kita lakukan.
Keseimbangan Asam-Basa
Kesehatan tubuh bisa tetap terjaga jika pH jaringan dan pH darah bersifat netral cenderung basa. Untuk mempertahankan kondisi tersebut, pengaturan asupan makanan mengikuti pola makan FC memegang peranan utama. Yakni dengan mengkombinasikan antara makanan pembentuk asam dengan makanan pembentuk basa, sehingga masing-masing dapat saling menetralkan.
Sifat sebagai pembentuk asam-basa ini tidak berhubungan dengan rasa bahan makanan. Sebagai contoh, sekalipun rasanya asam, air jeruk lemon/nipis merupakan cairan pembentuk basa, bukan pembentuk asam.
Demikian pula dengan buah-buahan matang yang rasanya asam, seperti jeruk bali, nanas, stroberi, kiwi. Secara umum, sayuran merupakan makanan pembentuk basa. Sementara sumber karbohidrat dan sumber protein merupakan makanan pembentuk asam. Untuk mendapatkan kombinasi makanan serasi, sehingga tercipta pH tubuh netral, secara gampang kita bisa berpegang pada pola kombinasi asam-basa berupa makanan sumber karbohidrat dan sayuran atau sumber protein dan sayuran.
Dengan berpedoman pada pola demikian, akan mudah bagi kita untuk menyusun menu makanan sehari-hari atau memilih makanan yang tersedia di hadapan kita tanpa harus berpantang. Kombinasi makanan serasi tersebut bisa ditukargantikan untuk dinikmati baik pada saat makan siang maupun makan malam. Namun hendaknya dalam sehari bisa terisi dengan kedua kombinasi tersebut, agar tubuh cukup mendapatkan kalori, protein, dan mineral. Hanya jika terpaksa kita bisa menggandakan salah satu kombinasi dalam sehari. Misalnya, menyantap kombinasi karbohidrat dan sayuran pada saat makan siang maupun makan malam. Hal ini masih lebih baik daripada makan hidangan dengan kombinasi tidak serasi (Anonim, 2005).
Ada pengecualian untuk sumber protein berupa tempe dan tahu. Fermentasi tempe dan proses pengolahan kedelai menjadi tahu telah memecah ikatan proteinnya, sehingga protein tempe-tahu mudah dicerna. Karena itu, tempe dan tahu bisa disantap bersama dengan sumber karbohidrat. Demikian pula dengan kedelai, karena merupakan makanan pembentuk basa.
Kombinasi sumber karbohidrat dan sumber protein, misalnya nasi dan rendang, merupakan kombinasi makanan yang tidak serasi. Soalnya, keduanya merupakan makanan pembentuk asam, sehingga dapat makin meningkatkan keasaman tubuh. Dalam pengertian awam dengan bahasa yang lebih sederhana, FC tidak membenarkan karbohidrat ketemu protein. Pasangan ideal bagi karbohidrat maupun protein adalah sayuran.
Panduan Pola Makan Food Combining
Berikut ini adalah kombinasi makanan serasi (Marsden, 2005; Rere, 2008):
1. Protein dan Lemak
Unsur lemak berguna untuk memperlambat laju pencernaan sehingga protein punya cukup waktu untuk berinteraksi dengan asam lambung. Protein sendiri sebetulnya sudah mengandung lemak, sehingga penambahan lemak lagi malah berbahaya sebab akan membuat protein lebih lama lagi berada dalam lambung. Jadi sebaiknya menyantap ayam disarankan yang diolah dengan cara dipanggang, dibakar, direbus atau dikukus. Begitu juga kacang-kacangan.
2. Pati dan Lemak
Hidrat arang pati juga mengandung protein dan lemak sekalipun kecil saja. Jadi kombinasi pati dan lemak baik saja selama tidak ditambahkan lemak lagi. Contohnya ubi yang dikolak merupakan makanan yang tidak serasi karena menggunakan ekstra lemak yaitu santan. Tetapi jika penggunaan lemak dalam jumlah yang kecil sebagai penambah citarasa, justru diperbolehkan. Misalnya roti yang dibubuhi sedikit mentega.
3. Lemak dan Asam
Keduanya bisa disantap beriringan, namun dengan catatan kadar lemaknya harus rendah. Asam berguna untuk melarutkan lemak. Sedang enzim pengurai lemak membutuhkan pH asam. Misalnya, sedikit air jeruk dapat mengencerkan lemak sehingga lebih mudah dicerna. Sebaliknya menambahkan asam pada makanan berkadar lemak terlalu tinggi justru menyebabkan pH pencernaan semakin asam hingga menghambat proses pencernaan. Sebagai contoh, setelah makan kacang-kacangan usahakan untuk menyantap buah yang memiliki rasa asam.
4. Gula dan Asam
Contoh makanan dengan kombinasi ini adalah yogurt murni dan madu alam murni, yogurt murni dan buah manis, buah asam dan buah manis atau saus asam manis.
5. Pati dan Pati
Sekalipun makan nasi dan bakmi menurut metode FC cukup serasi namun disarankan agar tidak menyantapnya dalam jumlah banyak. Karena kemampuan tubuh menyimpan pati terbatas. Kelebihannya akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak.
6. Protein Nabati dengan Protein Nabati
Kombinasi yang sangt serasi karena satu jenis saja protein nabati. Namun kombinasi ini kurang lengkap, hingga harus dilengkapi lagi dengan protein lainnya. Misalnya, nasi merah dengan tempe, nasi dengan perkedel kacang merah, sup dengan aneka biji-bijian.
Sebenarnya seseorang tidak harus menghafal kimiawi makanan mana yang dapat membentuk sifat asam dan mana yang dapat membentuk sifat basa. Kombinasi makanan serasi bisa fleksibel selama seseorang dapat mengatur total asupan makanan dalam satu minggu, paling tidak terdiri dari 7 menu protein + sayuran, 7 menu karbohidrat + sayuran, dan 7 menu buah-buahan (Gunawan, 2005).
Pedoman berikut memudahkan kita, terutama para pemula, untuk menerapkan pola makan FC tanpa harus bingung menghafal kombinasi asam-basa.
Menu sehari yang ideal:
1 menu buah-buahan
1 menu karbohidrat + sayuran
1 menu protein + sayuran
Jika menu ideal tak mungkin dilaksanakan, variasi menu dalam sehari dapat terdiri dari:
Variasi 1:
1 menu buah-buahan
2 menu karbohidrat + sayuran
Variasi 2:
2 menu buah-buahan
1 menu karbohidrat
Variasi 3:
2 menu buah-buahan
1 menu protein + sayuran
Variasi 4:
(Jika sulit memperoleh buah segar):
2 menu karbohidrat + sayuran
1 menu protein + sayuran
Simpulan dan Saran
Food combining adalah metode pengaturan asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh, khususnya yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Efek pola makan ini meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolisme sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar, dan pemakaian energi tubuh juga lebih efisien. Dengan FC, perilaku makan seseorang dituntut agar secara sadar: (1) mengoptimalkan masukan dan penyerapan zat gizi dengan cara mengkonsumsi makanan yang serasi saja setiap kali makan; (2) mendayagunakan fungsi sistem pencernaan dengan cara menyesuaikan apa yang dimakan dengan kebutuhan asam-basa dan siklus alamiah tubuh agar metabolisme seimbang.
Saran atau tips menjalankan pola makan FC, sebagai berikut ini:
(1) Makanlah buah atau minum jus buah sedikit-sedikit agar tidak mengakibatkan lonjakan kadar gula darah secara mendadak,
(2) Ganti camilan Anda dengan buah. Namun bila anda mengkonsumsi buah sepanjang hari, berikan waktu setengah jam sebelum anda mengkonsumsi makanan lain,
(3) Makanan tinggi protein dan tinggi karbohidrat sebaiknya tidak dimakan bersama-sama, melainkan dikombinasikan dengan sayuran. Misalnya daging plus sayur atau nasi plus sayur. Hindari daging plus nasi, apalagi dengan porsi sama banyak,
(4) jika pada siang hari anda telah mengkonsumsi makanan menu tinggi protein (misalnya kombinasi daging-sayur), maka malam harinya ganti dengan menu karbohidrat-sayur atau sebaliknya,
(5) Sebaiknya tidak mengkonsumsi lebih dari satu macam protein hewani pada saat yang sama, karena satu jenis protein hewani sudah mencukupi kebutuhan asam amino untuk sehari. Sedangkan protein nabati boleh dikonsumsi lebih dari satu macam karena kandungan asam amino makanan nabati umumnya kurang lengkap. Berbagai jenis makanan yang mengandung karbohidrat boleh dimakan bersama-sama, misalnya nasi plus perkedel jagung,
(6) Masaklah makanan secukupnya dengan menggunakan bahan makanan yang sesegar dan seutuh mungkin, bukan bahan olahan, instan atau diawetkan. Ingat, makanan yang dipanaskan berulangkali akan musnah khasiat gizinya,
(7) Gunakan lemak dan minyak seperlunya saja,
(8) Konsumsilah makanan beragam, baik jenis maupun cara pengolahannya. Selain menghindari bosan, hal ini juga menjaga agar tubuh tidak kelebihan dosis suatu zat gizi tertentu, dan
(9) Ikuti FC secara bertahap, agar tubuh dapat menyesuaikan diri dengan nyaman. Seandainya anda “lalai” (makan asal-asalan) di siang hari, bisa diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan yang benar sesuai FC malam harinya. Yang penting, kebiasaan menyantap berbagai makanan secara bersamaan tidak menjadi rutinitas.
Daftar Rujukan
Anonim. 2005. Diet Food Combining. http://www.conectique.com /trend_tips_solution/_health/diet/article.php?article_id=2470.
Anonim. 2007. Food Combining, untuk Tubuh Langsing dan Sehat. http://www.sedap-sekejap.com/artikel/2002/edisi1/files/sehat.htm
Chang, Henry. 2000. Makanan Organik, Hidup Sehat dengan Kembali ke Alam. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Gunawan, A. 2005. Food Combining, Kombinasi Makanan Serasi Pola Makan untuk Langsing dan Sehat. Jakarta: PT Gramedia.
Marsden, Kathryn. Penerjemah: Lala Herawati Dharma. 2005. The Complete Book of Food Combining. London: Piatkus.
Rere, 2008. Tips Menjalankan Pola Makan Food Combining (FC). http://www.obi.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=135&Itemid=2.